Review Pengalaman Belajar
Selama mengikuti mata kuliah
Pembelajaran Sosial Emosional, saya memperoleh pengalaman belajar yang berharga
melalui penggunaan LMS dengan mengikuti setiap tahapan tugas secara
terstruktur. Mata kuliah ini menggunakan pendekatan alur MERDEKA, yang terdiri
dari tahapan: Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi,
Demonstrasi pemahaman, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi
nyata. Pendekatan ini sangat membantu saya dalam memahami materi secara
mendalam dan sistematis. Melalui proses ini, saya mendapatkan pengetahuan serta
pengalaman baru yang memperkuat kompetensi saya sebagai calon pendidik,
khususnya dalam aspek sosial dan emosional. Pada topik pertama, saya
mempelajari tentang Kompetensi Sosial Emosional yang didasarkan pada kerangka
kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning).
Pembelajaran sosial emosional merupakan aspek penting dalam pendidikan dan
interaksi sosial, karena membantu individu mengembangkan kemampuan dasar untuk
hidup secara sehat dan bermakna. Elias dan rekan-rekan (1997, 2006) menyatakan
bahwa pembelajaran sosial-emosional meliputi proses memahami dan mengelola
emosi, menyelesaikan masalah secara positif, membangun hubungan sosial yang
baik, berempati, membuat keputusan yang bijak, serta bertanggung jawab. CASEL
mengklasifikasikan lima kompetensi utama dalam pembelajaran ini, yaitu
kesadaran diri (self-awareness), manajemen diri (self-management), pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab (responsible decision making), kesadaran
sosial (social awareness), dan keterampilan membangun hubungan (relationship
skills). Kompetensi-kompetensi ini berperan penting dalam mendukung program
pendidikan yang bersifat preventif dan promotif untuk pengembangan karakter
siswa.
Pada Topik 2 yang berjudul "Peran Guru sebagai Teladan dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Emosional (CASEL)", dijelaskan bahwa penting bagi guru untuk menguasai keterampilan sosial-emosional karena mereka berperan sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan. Novick, Kress, dan Elias (2002) menyatakan bahwa ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menjalankan peran ini, yaitu: kepedulian sebagai fondasi utama dalam proses pembelajaran, pengaruh emosi terhadap iklim kelas dan penerimaan materi oleh peserta didik, serta penetapan tujuan dan pemecahan masalah yang memberikan arah dan dorongan dalam pembelajaran. Seorang guru juga perlu mengembangkan empat aspek utama dalam dirinya, yaitu Empati, Welas Asih (Compassion), Kesadaran Penuh (Mindfulness), dan Penalaran Kritis (Critical Inquiry), atau disingkat EMC², untuk menciptakan proses belajar yang efektif. Empati adalah kemampuan memahami kondisi emosional dan situasi peserta didik secara mendalam, baik secara personal maupun sosial. Welas asih memungkinkan seseorang untuk merespons emosi orang lain tanpa larut dalam tekanan emosional berlebih. Mindfulness adalah kesadaran akan pengalaman yang sedang berlangsung dan penerimaan terhadap kondisi tanpa menghakimi. Sementara itu, penalaran kritis merujuk pada kemampuan mengevaluasi informasi secara reflektif melalui pengamatan, pengalaman, berpikir logis, dan penilaian diri sebelum menarik kesimpulan yang bermakna.
Refleksi Pengalaman Belajar
Menurut saya, Topik 2 dalam mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional penting untuk direfleksikan karena topik ini membantu kita memahami lima kompetensi sosial emosional dan bagaimana mengelola emosi dengan lebih baik. Seorang guru yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan akan lebih mudah mendukung peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran serta meningkatkan kemampuan mereka dalam bersosialisasi dan belajar secara efektif. Guru juga memiliki peran penting sebagai panutan dan agen perubahan yang menunjukkan sikap teladan dalam menghadapi tantangan yang berkaitan dengan keterampilan sosial emosional. Hal ini didasari oleh tiga prinsip utama: kepedulian sebagai fondasi pembelajaran, pengaruh emosi terhadap suasana belajar dan penerimaan materi oleh siswa, serta tujuan pembelajaran yang jelas disertai kemampuan menyelesaikan masalah untuk memberikan arah dan motivasi dalam proses belajar. Saya mempelajari topik ini melalui tugas-tugas yang tersedia di LMS, yang terintegrasi dengan kegiatan diskusi bersama teman, pencarian informasi dari modul, internet, dan pengamatan lingkungan sekitar. Proses pembelajaran juga mengikuti alur MERDEKA, dimulai dari kegiatan “Mulai dari Diri” yang mengajak mahasiswa untuk menggali kesadaran diri. Setiap topik menyediakan aktivitas yang berbeda, seperti menonton video, menulis refleksi, menjawab pertanyaan pemantik, dan kegiatan lainnya yang mendorong mahasiswa mengenali dirinya. Tugas-tugas ini secara tidak langsung menghubungkan teori dengan praktik nyata, sehingga saya bisa menganalisis konsep CASEL dan merancang pembelajaran yang relevan. Strategi pembelajaran tersebut sangat membantu saya dalam memahami materi, menyelesaikan tugas, dan menambah pengalaman yang berguna untuk diterapkan saat menjadi guru. Selain itu, proses ini juga menjadi sarana refleksi diri dan evaluasi atas pemahaman konsep yang bisa dikaitkan dengan mata kuliah lainnya.
Analisis Artefak Pembelajaran
https://drive.google.com/drive/folders/1GrTGC512c4vRiiajx_28ohdXOb71SFux?usp=sharing
Tautan tersebut memuat artefak yang relevan dengan mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional, khususnya pada topik 2 mengenai "Peran Guru sebagai Teladan dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Emosional (CASEL)". Artefak ini membantu saya dalam memahami secara lebih mendalam bagaimana peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai panutan dalam membentuk karakter sosial emosional peserta didik. Melalui artefak ini, saya dapat merefleksikan bagaimana penerapan nilai-nilai seperti empati, kepedulian, dan kemampuan membangun relasi menjadi bagian penting dalam menciptakan suasana belajar yang positif dan bermakna. Selain itu, artefak ini juga menjadi sarana pembelajaran yang memperkuat pemahaman saya terhadap lima kompetensi utama dalam CASEL serta cara mengintegrasikannya ke dalam praktik mengajar yang nyata.
Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna
Setelah mempelajari mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) pada topik 2, saya memperoleh wawasan, pemahaman, dan pengalaman dalam menerapkan keterampilan sosial emosional dalam konteks merdeka belajar. Saya menyadari bahwa guru memiliki peran penting sebagai agen perubahan yang mampu membimbing perkembangan kecerdasan emosional peserta didik agar tumbuh menjadi pribadi yang positif. Selain itu, saya juga belajar bagaimana bersikap dalam lingkungan sosial, khususnya dalam mengelola emosi ketika menghadapi berbagai tantangan, sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan cara yang tepat dan bijaksana.
0 Komentar