LITERASI DASAR


Review Pengalaman Belajar

Dalam mata kuliah Literasi Dasar, saya memperoleh berbagai pengetahuan baru dari lima topik yang memperkaya pengalaman belajar saya. Pada Topik 1, saya memahami bahwa literasi dasar tidak hanya mencakup kemampuan membaca, melainkan juga keterampilan berbicara, menulis, berhitung, bernalar, dan berbahasa. Pembelajaran ini membantu saya mengenali fungsi, tujuan, serta bentuk-bentuk literasi dasar, khususnya dalam aspek membaca dan menulis. Topik 2 membahas strategi pengembangan keterampilan literasi, di mana saya belajar bahwa literasi merupakan fondasi penting dalam pembelajaran dan perlu ditanamkan oleh guru secara strategis. Berbagai pendekatan seperti membaca bersama, terbimbing, maupun menulis kolaboratif dan kreatif menjadi cara untuk menumbuhkan budaya literasi dalam pembelajaran.

Kemudian, Topik 3 memperkenalkan saya pada asesmen literasi seperti AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) yang berfokus pada pengukuran kemampuan dasar literasi membaca dan numerasi, serta bentuk penilaian lain seperti rubrik, portofolio, dan tugas kinerja. Saya memahami pentingnya asesmen dalam mengetahui capaian dan perkembangan kemampuan literasi siswa. Topik 4 menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kaya literasi untuk menunjang minat dan keterampilan literasi peserta didik. Lingkungan ini meliputi aspek fisik, sosial-emosional, dan akademik yang saling mendukung. Sementara itu, pada Topik 5, saya belajar tentang pentingnya mengembangkan kecakapan literasi diri secara berkelanjutan melalui kegiatan seperti membaca, menulis, dan penelitian. Strategi 5T + 1A menjadi acuan untuk menciptakan pembelajaran literasi yang efektif dan seimbang, yang dapat meningkatkan profesionalisme dan refleksi diri sebagai pendidik.

Refleksi Pengalaman Belajar

Refleksi pengalaman belajar yang saya ambil berasal dari Topik 2, yaitu mengenai Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi. Saya memandang materi ini sangat penting karena kemampuan literasi merupakan dasar utama dalam penguasaan berbagai keterampilan lainnya. Oleh sebab itu, literasi harus menjadi fokus utama dalam proses pembelajaran dan mendapatkan perhatian lebih dari para pendidik. Mengingat tingkat literasi di Indonesia yang masih tergolong rendah, maka sudah seharusnya keterampilan literasi ditanamkan sejak dini, dimulai dari kesadaran dan upaya kita sendiri sebagai calon guru.

Analisis Artefak Pembelajaran

https://drive.google.com/drive/folders/18tyQl3jw-9cAUnjFG6g-FNHdAijnP9Q6?usp=sharing

Berikut merupakan link artefak saya. Dalam ruang kolaborasi, saya bersama kelompok melakukan kegiatan observasi terhadap lingkungan sekolah guna mengeksplorasi penerapan strategi pengembangan keterampilan literasi yang ada di sana. Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan Lembar Kerja yang tersedia di LMS sebagai panduan dalam proses pengumpulan dan analisis data. Selanjutnya, pada bagian aksi nyata, kami ditugaskan untuk merancang sebuah rencana pembelajaran literasi dengan menerapkan salah satu strategi yang telah dipelajari. Setiap individu juga diminta untuk menyusun kegiatan tersebut secara mandiri, mengikuti sintaks yang telah ditentukan dan menggunakan format lembar kerja yang telah disediakan. Melalui proses ini, saya merasa lebih memahami bagaimana teori literasi diimplementasikan dalam praktik nyata, serta mengasah kemampuan dalam merancang pembelajaran yang relevan dan kontekstual.

Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna

Dengan menghubungkan kegiatan literasi dasar dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan lebih menyadari pentingnya keterampilan tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar karena mereka memahami bahwa kemampuan literasi berperan dalam pengambilan keputusan dan menghadapi situasi nyata. Budaya literasi di kalangan anak-anak sebaiknya dibentuk sejak dini. Proses menumbuhkan budaya literasi dapat dilakukan melalui pembelajaran yang melibatkan aktivitas membaca dan menulis secara konsisten. Agar pembelajaran literasi efektif, suasana belajar harus menyenangkan sehingga siswa merasa nyaman dan terdorong untuk mencintai aktivitas literasi. Jika proses pembelajaran berlangsung dengan tekanan atau paksaan, siswa justru akan merasa terbebani. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mampu memilih media dan sumber belajar yang menarik serta relevan agar siswa lebih tertarik untuk membaca dan menulis dengan antusias.

Posting Komentar

0 Komentar